Bahasa Inggris mungkin sebenarnya bukan bahasa asing lagi untuk orang
Indonesia. Kita sudah mengenal Bahasa Inggris sejak masih SD. Untuk anak
masa kini justru lebih awal lagi, dari playgroup sudah diajari ngomong Bahasa Inggris. Ya tidak salah sih. Karena faktanya Bahasa Inggris memang diakui sebagai bahasa dunia. Saat ini ada kurang lebih 54 negara
di dunia dan 27 entitas non negara yang menjadikan Bahasa Inggris
sebagai resmi. Kok bisa ya? Padahal kalau mau banyak-banyakan penduduk,
Indonesia atau Cina jelas menang. Jadi kenapa harus Bahasa Inggris yang
jadi bahasa internasional?
1. Untuk mempermudah komunikasi antar-manusia, disepakati perlunya ‘Lingua Franca’ alias bahasa bersama
Seperti Bahasa Indonesia yang diperlukan untuk komunikasi seluruh
orang Indonesia yang punya beragam bahasa daerah, dunia pun sama. Perlu
satu bahasa bersama agar orang-orang dari berbagai bangsa bisa tetap
‘nyambung’ ngobrolnya. Itulah yang disebut dengan ‘lingua franca‘. Nah, lingua franca
ini juga berbeda-beda setiap era dan wilayah. Misalnya dulu di abad
ke-7, area Asia Tenggara memakai bahasa Arab yang asalnya dari Timur
Tengah.
Lalu di Eropa sampai abad ke-18, para ilmuwan dan pelajar memakai bahasa latin klasik sebagai lingua franca. Ketika masuk era ekspansi Eropa, bahasa Portugis juga sempat menjadi lingua franca di daerah pantai Afrika, Asia, hingga Jepang. Nah, saat ini Bahasa Inggris menjadi lingua franca secara global, untuk memudahkan komunikasi antar bangsa yang bahasanya berbeda.
2. Di era kolonialisasi, Inggris menjadi bangsa dengan jumlah negara jajahan terbanyak. Inilah yang membuat Bahasa Inggris menyebar pesat
Merunut ke sejarahnya, Bahasa Inggris termasuk salah satu yang bahasa
tertua di dunia. Kemunculannya sudah ada sejak abad ke-8 Masehi. Kembali
ke pelajaran sejarah, Inggris adalah salah satu penguasa dunia yang
juga sempat mendaulat diri sebagai polisi dunia. Saat itu Amerika
Serikat yang adidaya itu belum lahir. Di masa kolonialiasi,
hampir sebagian besar wilayah di dunia adalah daerah jajahan Inggris,
diantaranya India, Afrika Selatan, Australia, Selandia Baru, Kanada,
Thailand, dan masih banyak lagi. Di negara-negara koloni ini, Bahasa
Inggris mau tidak mau menjadi bahasa yang penting untuk komunikasi.
3. Munculnya Amerika Serikat sebagai negara superpower di abad 20, mengukuhkan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Tahu ‘kan Amerika itu tanahnya imigran?
Percaya atau tidak, Amerika Serikat yang adidaya itu dulunya juga
merupakan jajahan Inggris. Ya seperti yang kita tahu semua, penduduk
asli Amerika adalah suku Indian yang dari tahun ke tahun semakin
terancam eksistensinya. Kebanyakan orang Amerika sendiri, dulunya adalah
orang Inggris yang melarikan diri dari negaranya. Meskipun Christopher
Columbus yang dianggap sebagai orang pertama yang tiba di benua Amerika,
namun pemukiman imigran pertama yang muncul adalah pemukiman orang
Inggris.
Bertahun-tahun orang Inggris terus berdatangan dan menetapkan
otoritasnya di benua Amerika. Karena itu juga, Amerika Serikat memakai
bahasa Inggris sebagai bahasa resmi. Bersamaan dengan semakin kuatnya
Amerika sebagai negara adidaya, bahasa Inggris semakin dipatenkan
sebagai bahasa internasional. Mungkin karena ini juga orang-orang merasa
aneh saat Donald Trump menolak imigran. Wong kebanyakan orang Amerika itu memang imigran!
4. Era globalisasi dan majunya teknologi, Amerika Serikat menggantikan Inggris ekspansi pengaruh ke nagara lain. Orang lokal pun berlomba-lomba untuk ‘ngomong’ internasional
Munculnya Amerika Serikat sebagai negara berkekuatan ‘super’ jelas
mempengaruhi perkembangan dunia. Mulai dari bisnis, budaya, hingga
politik. Secara ekonomi dan bisnis, banyak perusahaan dan media dari
Amerika Serikat dan negara-negara berbahasa Inggris yang membangun
kantor di negara lain. Di Indonesia sendiri, kita mengenal perusahaan
besar seperti Unilever (dari Inggris), Exxon Freeport, Google, dan
Microsoft. Lalu untuk media, kita kenal CNN dan Vice yang keduanya
berasal dari Amerika Serikat. Keberadaan perusahaan-perusahaan asing ini
menuntut penduduk lokal untuk bisa berbahasa Inggris. Karena untuk
bekerja di perusahaan multinasional yang gajinya jelas besar, tentu saja
harus lancar cas cis cus dalam bahasa internasional.
Munculnya Amerika Serikat sebagai negara berkekuatan ‘super’ jelas
mempengaruhi perkembangan dunia. Mulai dari bisnis, budaya, hingga
politik. Secara ekonomi dan bisnis, banyak perusahaan dan media dari
Amerika Serikat dan negara-negara berbahasa Inggris yang membangun
kantor di negara lain. Di Indonesia sendiri, kita mengenal perusahaan
besar seperti Unilever (dari Inggris), Exxon Freeport, Google, dan
Microsoft. Lalu untuk media, kita kenal CNN dan Vice yang keduanya
berasal dari Amerika Serikat. Keberadaan perusahaan-perusahaan asing ini
menuntut penduduk lokal untuk bisa berbahasa Inggris. Karena untuk
bekerja di perusahaan multinasional yang gajinya jelas besar, tentu saja
harus lancar cas cis cus dalam bahasa internasional.
5. Tak hanya soal ekonomi dan hegemoni politik, gempuran budaya, musik, dan film dari Negeri Paman Sam juga punya dampak global yang lebih efektif
Selain bisnis, ada juga ekspansi di bidang budaya populer. Di
kalangan generasi muda, cara inilah yang makin mengukuhkan posisi Bahasa
Inggris sebagai bahasa dunia. Mulai dari film, musik, hingga budaya
populer masih condong ke Amerika Serikat atau Inggris. Soal film, tentu
kita tak bisa menampik dominasi Hollywood sebagai kiblat film dunia.
Lalu musisi-musisi dunia yang legendaris juga kebanyakan berbahasa
Inggris. Karena dominasi karya seni berbahasa sama seperti David Beckham
ini, mau tak mau kita juga harus terbiasa. Mungkin kalau gelombang
Hallyu alias Kpop atau drama Korea semakin mendunia, bisa saja nanti
Bahasa Korea juga menjadi bahasa dunia.
Nah, berdasarkan popularitasnya saat ini, Bahasa Inggris diprediksi masih akan menjadi lingua franca
global sampai puluhan tahun ke depan. Apalagi menurut perkembangan
terakhir, India diprediksi akan mengalahkan Cina menjadi negara dengan
jumlah penduduk terbanyak di tahun 2022
nanti. Selain Hindi, bahasa kedua di India adalah Bahasa Inggris. Jadi
jika tidak ada kejadian luar biasa atau revolusi bahasa, kita semua
masih harus rajin-rajin belajar Bahasa Inggris untuk bisa bersaing dalam
kompetisi internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar